foto: istimiewa
Masalah kesehatan tidak hanya diakibatkan oleh pola hidup yang salah tetapi juga lingkungan keseharian. Lingkungan tidak sehat bisa berkembang di mana saja. Mulai dari rumah hingga tempat kerja. Kadang lingkungan kerja yang terlihat bersih tetap menyimpan potensi berkembangnya penyakit, apalagi lingkungan kerja yang keras dan kotor seperti pertambangan. Tapi potensi itu bisa dikurangi bahkan diredam, apabila individu yang berkeja dalam lingkungan tersebut mempunyai kesadaran tinggi terhadap bahaya yang muncul.
Adapun penyakit yang bisa muncul di lingkungan kerja pertambangan khususnya batu bara adalah paru-paru hitam (pneumokoniosis) dan cacing tambang. Paru-paru hitam adalah: suatu penyakit pernafasan yang terjadi karena menghirup debu batubara dalam jangka panjang.Paru-paru hitamsendiri dibedakan menjadi dua macam yaitu simplekdengan efek samping ringan dan fibrosis masif progresifdengan efek samping fatal bagi kesehatan. Paru-paru hitam biasanya disebabkan oleh berkumpulnya serbuk batubara di sekeliling saluran nafas kecil (bronkiolus).
Proses berkumpulnya serbuk itu memang tak terasa karena tidak menyumbat saluran nafas. Tapi apabila hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akibatnya bisa berbahaya karena 1-2% penderita paru-paru hitam simplek, akan berkembang menjadi penderita fibrosis masif progresif. Gejala dari penderita paru-paru hitam simplek biasanya tidak terlihat. Meski ada juga penderita yang mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas. Tapi hal ini khusus bagi mereka yang menderita emfisema atau bronkitis.
foto: istimewa
Seseorang yang mulai terjangkit fibrosis masif progresif, maka paru-parunya akan ditumbuhi jaringan parut sehingga merusak jaringan dan pembuluh darah paru-paru. Fibrosis masif progresif yang berat juga menyebabkan batuk dan sesak nafas. Risiko terjangkit paru-paru hitam berhubungan dengan lama dan luasnya pemaparan menghirup debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena penyakit ini biasanya berusia lebih dari 50 tahun dengan perbandingan 6 dari 100.000 orang.
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batu bara pada lingkungan kerja. Karena itulah para pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.
Penyakit lainnya yang berpotensi menyerang para penambang adalah cacing tambang: cacing parasit (nematoda). Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis. Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut. Cacing tambang masuk ke dalam tubuh melalui larva cacing yang terdapat di tanah dengan menembus kulit (biasanya diantara jari-jari kaki). Selanjutnya cacing ini akan berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk saluran cerna.
Gejalanya bisa dilihat dari gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare
dan nyeri di ulu hati. Pusing, nyeri kepala, lemas dan lelah serta gatal di daerah masuknya cacing. Meski pada beberapa kasus kadang-kadang tidak menunjukkan gejala apapun. Untuk mencegah berkembang penyakit ini adalah dengan berhati-hati makan makanan mentah atau setengah matang. Mencuci tangan setelah sebelum memegang makanan. Dan yang paling penting adalah selalu mengenakan alas kaki, terutama bagi para pekerja tambang. Akan lebih baik lagi jika alas kaki yang digunakan adalah sepatu lapangan berstandar nasional atau internasional. (Haris Reggy, dari berbagai sumber)


No comments:
Post a Comment