Kentongan adalah alat komunikasi jarak jauh tradisional yang terbuat dari bambu. Kentongan dipukul untuk memberi tanda bahaya, sebagai penanda waktu, atau seruan untuk berkumpul bagi penduduk yang mendengarkannya. Pesan yang dikirim, diidentifikasi melalui perbedaan ritme dan selang suara tabuhannya. Tiap daerah biasanya memiliki kode pukulan kentongan yang berbeda. Pemaknaan terhadap bunyi kentongan tergantung dari kebiasaan di daerah masing-masing.
Selain kentongan, alat komunikasi lainnya adalah perposan dalam urusan surat menyurat yang digunakan hanya untuk kepentingan kerajaan guna penyaluran instruksi dan informasi. Penyelenggaraan perposan di Indonesia sudah ada sejak kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Di zaman Verenigne Oost-indische Compagnie (VOC), perposan berkembang dengan ditandai berdirinya kantor pos pertama di Batavia (sekarang Jakarta), pada 1746.
Di zaman sekarang, setelah Indonesia meluncurkan satelit Palapa A-1 ke angkasa pada 9 Juli 1976, menandai Indonesia layak disejajarkan dengan empat negara besar lainnya di dunia. Yaitu: Kanada, Amerika Serikat, dan Jepang yang telah mengoperasikan satelit sendiri. Akiatnya, peranan kentongan, radio, surat, telegram, televisi sebagi penyiar informasi, kini hampir tergantikan oleh peralatan komunikasi elektronik. Seperti: handphone, komputer, hingga internet yang bersifat global. Dengan keberadaan sistem Palapa itu menjadi suatu pengalaman yang mewah mempesona bagi Indonesia dan menjadi inti sistem komunikasi di negara kepulauan terbesar di muka bumi.
Teks Anak:Satelit Palapa Indonesia telah mengubah cara berkomunikasi jarak jauh menjadi lebih mudah dan cepat. (Haris Reggy, dari berbagai sumber)

No comments:
Post a Comment