Wednesday, 7 August 2019

Rupiah, Riwayatmu Dulu


                               foto: Ebay.com

Tahukah Anda dari mana asalnya Rupiah yang Anda pegang? Menurut riwayat, uang rupiah yang sering kita gunakan setiap hari untuk bertransaksi ternyata ada sejarahnya. Mulai dari nama Rupiah itu sendiri sampai perubahannya dari tahun ke tahun. 
Situs Wikipedia menyebutkan, sebenarnya kata Rupiahini berasal dari satuan mata uang India, yakni Rupee. Sebelumnya dari 1610 sampai 1817 mata uang yang digunakan di Indonesia adalah Gulden Belanda. Kemudian pada 1817 baru dikenalkan mata uang Gulden Hindia Belanda.
Pada saat Indonesia dijajah oleh Jepang pada perang dunia kedua barulah diperkenalkan Rupiah Hindia Belanda. Setelah masa perang berakhir, Bank Jawa (Javaans Bank, yang kemudian berubah menjadi Bank Indonesia) mengeluarkan mata uang Rupiah Jawa sebagai pengganti. 
Pada masa tersebut bukan hanya Rupiah yang berlaku, tapi mata uang gulden NICA yang dibuat oleh Sekutu. Sementara itu di daerah-daerah lainnya, banyak beredar uang yang bertalian dengan aktivitas gerilya masih digunakan dalam transaksi jual beli.
Setelah merdeka, tepatnya pada 2 November 1949, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya secara resmi. Tetapi untuk kepulauan Riau dan Irian Barat masih memiliki variasi Rupiah tersendiri. Pada 1964 penggunaannya dihentikan di wilayah Riau dan pada 1974 dihentikan di wilayah Irian Barat.

Rupiah dapat ditukar secara bebas dengan mata uang asing lainnya tetapi dengan penerapan pinalti. Penyebabnya adalah tingkat inflasi yang tinggi pada Rupiah. Pada masa awal kemerdekaan, Rupiah disamakan nilainya dengan Gulden Hindia Belanda, sehingga dipakai pula satuan-satuan yang lebih kecil yang berlaku di masa kolonial.
Secara tidak formal, orang Indonesia juga menyebut mata uang ini dengan nama "Perak". Namun, satuan Rupiah pernah memakai satuan yang tidak dipakai lagi pada saat ini, seperti sen (seperseratus rupiah), cepeng, hepeng, seperempat sen, dari feng, peser (setengah sen), pincang (satu setengah sen), gobang atau benggol (dua setengah sen), ketip (lima sen), picis (sepuluh sen), dan tali (seperempat rupiah atau 25 sen). 
Terdapat dua satuan di atas rupiah yang sekarang juga tidak dipakai lagi. Antara lain: ringgit, dua setengah rupiah (pernah ada koin pecahannya) dan kupang, , setengah ringgit. Adalah inflasi yang turut meluluhlantakkan nilai satuan-satuan ini. Meskipun inflasi telah membuatnya tidak digunakan lagi, nilai-nilai satuan ini tetap eksis dan tercatat di pembukuan bank. (Haris Reggy)

No comments:

Post a Comment