Monday, 19 August 2019

Membangun Peradaban Baru



Sebagaimana kita tahu bahwa Kalimantan merupakan tanah surga yang memiliki ragam kekayaan dari kayu hingga batubara. Dan karena eksotisme dan kekayaan itu juga jamahan tangan-tangan serakah terus berdatangan tak terbendung melukai wajah pulau ini. Kalimantanpun makin terdesak bahkan kini warganya kian terasing di tanah leluhurnya sendiri. Pada masa kejayaan hutan (logging), masyarakat sekitar cenderung menjadi obyek industri perhutanan yang sarat dengan pembalakan hutan.

Kini, era pertambangan modern telah menjamah Kalimantan. Berbagai jenis tambang, salah satunya batubara, menjadi andalan sekaligus kekayaan utama yang terus dikeruk orang luar dari perut Kalimantan. Kembali masyarakat sekitar kembali menjadi penonton di tengah berbondong-bondongnya profesional pertambangan yang menyesaki pulau itu. 

Lalu di mana posisi penduduk lokal yang seharusnya menjadi pemain utama di panggung yang sudah sepatutnya mereka kuasai?Ada beberapa faktor yang menyebabkan “ketiadaan” masyarakat lokal di tengah gegap gempitanya pembangunan di Kalimantan. Salah satunya adalah kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni dan kompetitif. Artinya sudah hampir satu generasi penduduk Kalimantan terlena dengan kemudahan “menjual” kekayaan alamnya tanpa harus mengeluarkan skill dan kualifikasi mumpuni lain. 

Hal inilah yang ingin secepatnya diperbaiki oleh seorang putra daerah asli bumi Borneo bernama Agustin Teras Narang (ATN). Menurutnya,  pembangunan sumber daya masyarakat Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah, harus secepatnya dilakukan. Hanya dengan memiliki SDM yang kompetitif maka sumber daya alam Kalimantan bisa dikelola oleh masyarakatnya sendiri.

Dengan demikian masyarakat Kalimantan tak hanya kaya akan sumber daya alam tapi juga kaya dengan sumber daya manusia berkualitas. Masyarakat yang berkualitas dengan kemampuan penguasaan teknologi tinggi dibarengi ketaatan terhadap kearifan lokal adalah modal utama bagi Kalimantan untuk membangun wilayahnya sendiri. Dengan demikian akan tumbuh generasi baru di Kalimantan untuk menggantikan generasi pendahulunya yang sempat hilang. Dan peradaban barupun akan tercipta.

Karena bagaimanapun juga, Kalimantan memiliki posisi yang sangat penting bagi Indonesia bahkan dunia. Tak sekadar kaya SDA dan mempunyai letak strategis bagi Indonesia, Kalimantan juga merupakan pulau yang dianggap sebagai paru-parunya dunia dengan luasan hutan yang cukup besar. Kondisi tersebut menjadi perhatian dan pemikiran bersama, sekaligus merupakan tantangan bagi masing-masing pemerintah provinsi se Kalimantan. 

Selain pembangunan manusia  kebijakan, program, dan kegiatan bersama yang akan dilakukan secara sinergis untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan juga diperlukan. Hingga pada saatnya nanti jumlah penduduk miskin dapat ditekan seiring dengan makin meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Kerja sama antar provinsi di Kalimantan, juga dengan provinsi lain yang sudah maju sangat diperlukan dalam rangka mengembangkan potensi masing-masing daerah dan sekaligus dukungan dari daerah yang sudah maju kepada daerah yang masih tertinggal. Sebab, dukungan daerah yang sudah maju kepada daerah tetangga yang belum dan sedang berkembang, akan memberikan dampak bagi kemajuan daerah tetangganya sekaligus berdampak tidak langsung terhadap daerah itu sendiri.

Potensi-potensi lokal yang dimiliki masing-masing daerah, harus terus dikembangkan dan tidak menutup kemungkinan untuk ditularkan atau diadopsikan kepada daerah tetangganya. Dengan demikian, diharapkan, sinergitas antarprovinsi ini memberikan dampak kepada kesejahteraan masyarakat Kalimantan. 

Sewaktu ATN memimpin Kalimantan Tengah 2 periode (2005-02015) ia terus ingin menggapai mimpinya. Salah satunya, secara terang-terangan mengusulkan ide agar Ibu Kota Negara dipindahkan ke Kalimantan Tengah. Alumni Senayan yang juga Mantan Ketua Komisi III DPR RI periode 2004-2009 ini memiliki argumentasi kuat mengapa dirinya harus bicara lugas tentang visi Indonesia ke depan dengan langkah konkret perencanaan pemindahan Ibu Kota Negara RI. 

Sewaktu ia memimpin Kalteng,  ATN mempersiapkan sejumlah kebijakan pemerintahan dan perekonomian daerah yang jelas-jelas lebih dahulu mementingkan kebutuhan mayoritas rakyat Kalteng. Seperti, hutan harus diberdayakan untuk rakyat. Ia pun berkebun di bekas-bekas "hutan gundul" yang ditinggalkan "penjıajah" tanah Kalteng. Ia juga mengajak rakyat Kalteng untuk menjadikan hutan-hutan memiliki nilai ekonomis kembali. Semua itu diperuntukkan bagi rakyat.

Banyak daerah pedalaman yang sudah dapat menikmati listrik hasil swadaya masyaarakat, dimana mesin gensetnya berasal dari sumbangan ATN. Sumbangan itu sebenanrnya tidak semata-mata dimaksudkan untuk menerangi kehidupan pedalaman di malam harı. Melainkan ATN ingin rakyat Kalimantan Tengah tahu bahwa malam hari juga bisa dijadikan terang. Sebab, teknologi bukan hanya milik warga Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Ibu Kota Negara Republik Indonesia bisa dipindahkan Ke Ibu Kota provinsi lainnya dimaksudkan agar mempercepat pemerataan pembangunan. Kader terbaik Banteng Moncong Putih ini tetap bersikukuh dan berkeyakinan bahwa langkah strategis ini akan berdampak positif serta bermanfaat untuk kepentingan bangsa.

Setidaknya publik melihat bagaimana potensi Kalimantan Tengah ke depan sebagai wilayah yang siap menjadi daerah alternatif pengganti Ibu Kota Negara di masa yang akan datang. Dasar usulan ini adalah: memindahkan pusat pertumbuhan ekonomi. Kalau bisa direalisasikan, Ibu Kota dipindahkan ke Kalimantan Tengah, tentu berdampak sangat positif bagi Kalimantan  umumnya, khususnya Kalimantan Tengah.

Semoga gerakan dan perjuangan pria kelahiran Oktober yang kini dipastikan melenggang ke Senayan sebagai anggota DPD RI 2019  untuk Kalimantan Tengah tercapai untuk membangun --Bumi Tambun Bugai-- menjadi lebih baik lagi. Semoga.

"Kemegahan masa lalu tak akan berarti jika tidak meninggalkan apa pun di masa sekarang." (Agustin Teras Narang)

No comments:

Post a Comment