Thursday, 15 August 2019

Tumpah Ruah Energi Mineral


  foto: istimewa

Memiliki struktur  geologis yang unik dengan menempati titik pertemuan tiga  lempeng tektonik yaitu; Eurasian, Samudra Hindia, dan Pasifik,membuat alam Indonesia disesaki oleh kekayaan energi dan sumber daya mineral. 

Tak heran jika secara umum industri mineral dan logam Indonesia bisa masuk urutan sepuluh besar dunia. Bahkan dalam beberapa spesifikasi komoditas misalnya timah, Indonesia menempati urutan duapenghasil mineral timah terbesar di dunia. Dilanjutkan sebagai penghasil tembaga terbesar ketiga di dunia, pengekspor batu bara terbesar ketiga di dunia serta pengekspor LNG ketiga terbesar di dunia. Belum lagi potensi pertambangan emas. Selain Papua potensi besar industri logam mulia ini ada di daerah kalimantan Barat, Tengah dan Timur. Sedangkan untuk Kalimantan Selatan ditengarai memiliki cadangan bijih besi yang sangat besar.

Indonesia juga memiliki tambang uranium dalam skala besar. Setidaknya ada 53.000 ton cadangan uranium di Indonesia yang bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Potensi itu tersebar di beberapa lokasi di Indonesia seperti: Kalimantan Barat dengan kandungan sebanyak 29.000 ton serta Bangka Belitung sebesar 24.000 ton. Sedangkan untuk potensi di wilayah Papua masih memerlukankajian lebih dalam lagi. 

Pada beberapa lokasi di Indonesia juga terdapat nikel. Salah satu provinsi di Indonesia yang tanahnya kaya akan kandungan sumber mineral ini adalahSulawesi Tenggara. Bahkan bijih nikel yang ada di Sulawesi Tenggara memiliki kualitas  sangat baik sehinggacukup menarik minat beberapa investor dari luar negerisalah satunya Cina. Alasan Cina tertarik terhadap sumber daya ini sangatlah wajar. Mengingat saat ini negara tirai bambu tersebut sedang membutuhkan bijih nikel untuk memenuhi kebutuhan industri bajanya.Jumlah yang dibutuhkannyapuntak sedikit. Nilainya 100 ribu metrik ton per bulan. Minat investor Cina untuk menanamkan modalnya di Indonesia sudah ada dan salah satunya diwakili oleh perusahaan Risingsun. Rencananya perusahaan ini  akan membangun pabrik pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara dengan total investasi hingga USD150 juta pada tahun 2014. 

Seiring dengan Peraturan Menteri ESDM No. 7 tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral, maka secara tidak langsung juga berimplikasi terhadap pengolahan mineral jarang (zirconmonasitilmenit, dll). Sebagaimana diketahuimineral jarang merupakan mineral ikutan yang tergabung di dalamnya seperti:monasitsenotim dan zircon yang mengandung unsur radioaktif uranium dan torium. Adanya upayatotal mining” yang diberlakukan di dunia pertambangan, tak heran jika beragam jenis mineral jarang (rare earth oxidesakan semakin banyak dimanfaatkan

Secara umummineral jarang merupakan unsur bebas dalam lapisan kerak bumi (earth’s crust). Jadi  logam mineral ini merupakan paduan yang membentuk senyawa kompleks. Sehingga untuk mendapatkan unsurnya logam tanahjarang harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks yang ada. Untuk memperoleh mineral jarang inimemang tidak mudah. Karena jumlahnya terbatas dan tercampur dengan mineral lain. Mineral tanah jarang ini dapat diaplikasikan dalam berbagai macam produk sehingga memicu berkembangnya material baru. Adanya material baru yang menggunakan mineral jarang juga memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan teknologi ilmu material.

Contoh perkembangan yang terjadi terdapat pada magnet. Mineral jarang mampu menghasilkan neomagnetYaitumagnet dengan medan magnet lebih baik ketimbang magnet biasa. Aplikasi nyatanya bisa diterapkan pada teknologi speaker sehingga bisa menurunkan berat dan volume speaker yang ada. Atau dinamo dengan kekuatan lebih besar. Tanah Indonesia sendiri sesungguhnya banyak menyediakan unsur mineral jarang ini. Diantaranya ada di Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang notabene adalah pulau penghasil timah. Mineral jarang tersebut berupa mineral monasit dan senotim dalam tailing penambangan timah. Monasit dan senotim di Indonesia dapat dijumpai di sepanjang pantai kepulauan Bangka, Belitung, Singkep, dan di Rirang Kalimantan Barat. 

Pada dasarnya mineral jarang merupakan mineral langka yang cukup diminati negara asing sebagai bahan baku untuk peralatan vital militer seperti: alat pelacak dan peralatan perang lainnya. Mineral jarang memegang peranan yang sangat penting dalam kebutuhan material produksi moderen seperti dalam dunia super konduktor, laser, optik elektronik, glass dan keramik. Kondisi ini kian menguatkan bagaimana kontribusi industri pertambangan mineral terhadap pemasukan kas negara. Salah satu kotribusi besar yang tidak bisa dikesampingkan adalah berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dalam jumlah besar. Dengan demikian upaya penemuan dan pengembangan sumber mineral dan logam baru menjadi hal yang esensial. Karena hal ini memiliki kaitan erat dengan perkembangan jangka panjang dari industri ini. (Yusuf Yudo, Sudah dimuat  di Majalah Borneo Edisi: 9-2012) 

No comments:

Post a Comment